Masing-masing huruf dalam 5R memiliki arti dan tujuan yang spesifik:
Contoh Penerapan 5R di Tempat Kerja:
Penerapan 5R membutuhkan komitmen dari semua pihak. Dimulai dari manajemen yang memberikan contoh dan dukungan, hingga seluruh karyawan yang ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan kerja.
Sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia maupun alam, yang tidak lagi digunakan dan harus dibuang. Secara umum, sampah dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif, karena kedua jenis sampah ini memiliki karakteristik dan cara penanganan yang berbeda.
Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati atau alami, seperti sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, dan hewan. Sampah ini bersifat biodegradable, yang berarti dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dalam jangka panjang. Contoh umum dari sampah organik termasuk sisa makanan, daun-daun kering, dan sisa sayuran.
Kebanyakan sampah organik berasal dari rumah tangga dan sektor pertanian, dan sampah ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi produk yang berguna seperti kompos atau pakan ternak. Meskipun sampah organik mudah terurai, jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini dapat menimbulkan bau tak sedap dan menarik hama.
Sampah anorganik, sebaliknya, adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan nonhayati, baik itu produk sintetis atau hasil dari proses teknologi. Sampah ini biasanya lebih sulit terurai oleh mikroorganisme, dan bahkan jika bisa, memerlukan waktu yang sangat lama, hingga ratusan atau bahkan ribuan tahun. Contoh dari sampah anorganik meliputi plastik, logam, kaca, dan produk elektronik yang tidak lagi digunakan.
Sampah anorganik merupakan masalah lingkungan yang besar, karena banyak dari bahan ini tidak dapat terurai dengan cepat, dan bisa menyebabkan pencemaran tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sangat penting dalam pengelolaan sampah anorganik.
Pengertian Sampah Organik
Dikutip dari e-book Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik Universitas Negeri Yogyakarta oleh Dr. Sujarwo, M.Pd, dkk, pengertian sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati.
Sampah organik disebut sampah basah (garbage), karena sebagian besar cukup banyak mengandung air. Sampah rumah tangga termasuk sebagian besar contoh bahan organik.
Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai melalui proses alami. Artinya, terurainya sampah organik bisa terjadi tanpa adanya campur tangan manusia.
Sampah organik mudah diuraikan, karena sampah organik bisa didegradasi oleh mikroba (bakteri pembusuk) atau bersifat biodegradable. Oleh sebab itu, sampah organik sering dimanfaatkan menjadi kompos maupun pupuk organik cair.
Sisa Buah dan Sayur
Sisa buah dan sayur menjadi salah satu kelompok sampah organik. Kulit atau bijinya dari buah maupun sayuran, biasanya hanya dibuang begitu saja oleh para pedagang atau hasil sampah rumah tangga.
Sifatnya yang mudah busuk, menjadi alasan sisa buah dan sayur termasuk sampah organik. Contohnya, apel busuk, mangga busuk, jeruk busuk dan lain-lain.
Kotoran hewan menjadi salah satu sampah organik yang punya manfaat. Kotoran hewan ternak bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Kotoran hewan bermanfaat dalam bidang pertanian, yakni untuk mengolah lahan (bertani). Kotoran hewan bisa digunakan menjadi pupuk karena mengandung unsur hara untuk kesuburan tanah. Contohnya, kotoran sapi atau kotoran kambing (telepong) bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman. Kotoran sapi juga merupakan bagian dari contoh sampah organik yang bisa dimanfaatkan menjadi biogas alam.
Apakah kotoran manusia bisa menjadi pupuk? Jawabannya bisa, karena sampah organik berasal dari sisa organisme makhluk hidup, termasuk kotoran manusia. Kotoran manusia bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk tanaman, dengan nilai ekonomi cukup tinggi. Namun, praktik ini memang jarang terdengar, karena terkadang kita jijik dengan salah satu contoh sampah organik ini.
Bagi sebagian orang, sampah kayu mungkin tidak berguna. Namun, kayu merupakan salah satu sampah organik yang memiliki nilai jika ada di tangan orang yang kreatif. Sampah kayu bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi yang terbarukan karena bagian dinding sel kayu mengandung selulosa.
Tulang ikan menjadi salah satu limbah perikanan. Tulang ikan termasuk sampah organik yang berasal dari restoran-restoran seafood atau penyaji makanan serba ikan. Tulang ikan bisa dimanfaatkan menjadi tepung tulang ikan. Dengan demikian, sampah jenis ini bisa diolah menjadi produk pangan.
Contoh sampah organik lainnya yaitu bangkai hewan. Bangkai hewan, mungkin tidak bisa dimanfaatkan secara utuh. Namun, bangkai hewan bisa menjadi makanan lezat bagi bakteri pengurai.
Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik
Meskipun dianggap sebagai benda buangan, sampah organik dan anorganik sebenarnya memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri, maupun sebagai sumber energi terbarukan. Pemanfaatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.
Cara Mengolah Sampah Organik
Sampah juga memiliki nilai ekonomi, apabila kita bisa mengolahnya dengan baik menggunakan cara atau metode tertentu. Agar memiliki nilai ekonomis, pengelolaan sampah bisa dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita.
Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang.
5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
Pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsi 3R perlu kamu lakukan. 3R ini yaitu (Reuse, Reduce, dan Recycle). Apalagi, mengelola sampah dengan prinsip 3R sangat mudah dan tidak membutuhkan peralagan apa pun:
1. Reuse (Penggunaan kembali). Reuse adalah mengunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama ataupun fungsi yang beda.
Contoh kegiatan reuse dalam kehidupan sehari-hari:
- Menggunakan kembali wadah yang sudah kosong untuk fungsi yang lain.
- Memakai kertas yang masih kosong untuk keperluan menulis.
2. Reduce (Pengurangan). Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah.
Contoh kegiatan reduce dalam kehidupan sehari-hari:
- Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang.
- Hindari pengunaan dan pemakaian produk yang menimbulkan banyaknya sampah.
- Menggunakan produk yang bisa diisi ulang kembali.
- Menghindari penggunaan barang yang tidak perlu.
3. Recycle (Daur ulang). Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan pengolahan.
Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:
- Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan.
- Olah sampah organik untuk kompos.
Dalam mengelola sampah bisa dengan daur ulang, supaya memiliki nilai yang bermanfaat lagi. Daur ulang adalah suatu cara untuk mengelola sampah dengan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai bernilai guna lagi. Manfaat dari daur ulang antara lain adalah penghematan SDA ( Sumber Daya Alam), penghematan Energi, penghematan lahan TPA, lingkungan menjadi lebih asri, serta pengurangan biaya belanja.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa organisme makhluk hidup baik manusia, hewan, serta tumbuhan. Apakah detikers tahu apa saja contoh jenis sampah organik?
Sampah organik sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh yang termasuk sampah organik adalah sisa sayur dan buah, kotoran hewan hingga daun kering.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi sampah yaitu sebagai suatu barang yang dibuang karena sudah tidak terpakai lagi atau sisa dari kegiatan manusia. Sedangkan, maksud dari organik adalah suatu zat yang berasal dari makhluk hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan asalnya, sampah terbagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam artikel ini, kita akan membahas penjelasan dari sampah organik, jenis, contoh, hingga cara mengolahnya.
Jenis-jenis Sampah Organik
Meskipun sampah organik dikenal sebagai sampah basah, namun berdasarkan jenisnya sampah organik digolongkan menjadi 2 antara lain, sampah organik basah dan kering.
Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah sampah organik yang sebagian besar mengandung air. Inilah yang menjadi alasan kalau sampah organik bisa menimbulkan bau tidak sedap, karena punya banyak kandungan air yang menyebabkan sampah jenis ini cepat untuk membusuk.
Contoh sampah organik basah, antara lain: